Demo Site

Sunday, April 15, 2012

5 Cara Mengatasi Anak yang Terlanjur Manja


5 Cara Mengatasi Anak yang Terlanjur Manja

Saat mulai memandirikan anak, hindari marah bila anak “lama” melakukan sesuatu. Ingat, segala sesuatu butuh proses.

Pola asuh orangtua di rumah menentukan kemandirian anak. Anak usia 2-3 tahun sebenarnya sudah bisa dilatih mandiri. Namun tak sedikit balita yang terbiasa melakukan sesuatu dengan bantuan atau “intervensi” pengasuh dan orangtua. Anak selalu dilayani kebutuhannya. Kalau sudah begini, jangan heran jika anak sulit mandiri karena terlanjur serba dilayani.

Tapi tenang saja, Anda masih bisa mengubah pola yang sudah terbentuk itu. Berikut cara mengubahnya, seperti disarankan oleh Alzena Masykouri, MPsi, dari KANCIL, Jakarta.

1 Kompak

Ajak bicara anak dan orang-orang di lingkungan sekitar, yaitu kakek, nenek, dan pengasuhnya. Tujuannya agar terjadi persamaan perlakuan terhadap anak sehingga apa yang menjadi target tercapai.

Semua harus di bawah satu komando, yaitu orangtua, bagaimana metode yang akan ditempuh dalam memandirikan anak.

2 Bersabar

Selanjutnya, mulai terapkan program memandirikan anak. Hindari marah bila anak “lama” melakukan sesuatu. Ingat, segala sesuatu butuh proses.

3 Komunikasi

Sampaikan apa yang menjadi harapan orangtua. Katakan saja, misalnya “Kakak sudah besar. Jadi, mulai sekarang Kakak bisa mandi sendiri, ya.”

Berikan arahan dengan nada datar dan pendek, juga tidak cepat karena rentang perhatian anak yang masih singkat. Seperti, “Ya, sekarang buka sepatunya, lalu kaus kakinya, ya. Simpan di rak sepatu.” Bisa juga dengan kalimat, “Ayo siapa yang paling cepat memakai sepatu, Ayah atau Kakak?”

4 Konsisten

Bila anak bosan, merasa tidak mampu, merasa dipaksa, maka akan gagal program Anda untuk melatih anak mandiri. Katakan kepadanya, “Semua ini kebutuhan kamu. Kalau kamu tidak mau makan sendiri, nanti merasa lapar.” Jadi, tetap berikan dukungan, bukan bantuan.

5 Apresiasi

Ketika anak berhasil mencapai suatu target kemandirian, berikan reward yang membuat anak merasa bangga dengan dirinya. Anak akan merasa percaya diri dan meyakini bahwa ia mampu melakukan sendiri.

Penting diingat, meminta anak melakukan sesuatu bukan berarti Anda tak sayang atau tak mau memerhatikan anak. Orang lain mungkin saja menilai Anda sebagai “Ratu atau Raja Tega”, biarkan saja. Toh, Anda melakukannya tanpa kekerasan, ancaman, atau hukuman. Prinsipnya, Anda ingin mengubah paradigma selalu dibantu dan diladeni ini. Yang juga perlu diingat, persaingan di era masa depan sangat ketat. Kalau anak tak mandiri sejak dini, ia tak siap menghadapinya.

(Tabloid Nakita/Hilman Hilmansyah)

Sumber: KOMPAS.com

2 comments:

Unknown said...

Mnarik mas artikelnya
sy juga pemerhati anak, jika sempat kunjungi blog saya
hewarati.blogspot.com

Unknown said...

Salam kenal dan siap bekerjasama :)
les privat SD,SMP dan SMA Se - Indonesia

Post a Comment