Demo Site

Wednesday, December 12, 2012

Melamun, Otak Tidak Seimbang


Orangtua sering mendapati anak terlihat melamun saat beraktivitas/bermain. Salah satu penyebab anak suka melamun adalah ketidakseimbangan otak, seperti yang diungkap Paul Mclain dalam teorinya mengenai konsep otak dinamis (dynamic brain). Menurutnya, otak dapat menjadi tidak seimbang lantaran 2 hal, bisa penyebab fisik maupun psikis:



Faktor Fisik
Ketidakseimbangan otak terjadi karena secara metabolisme, organ tersebut memang sedang terganggu. Misal, karena asupan nutrisi anak memang tidak baik dan membuat kerja otaknya tak maksimal. Kekurangan cairan (kurang minum air putih) juga akan membuatnya kerap terlihat “bengong.” Ini bisa dipahami mengingat 75% tubuh manusia terdiri dari cairan yang 25%-nya berada di otak.
Kelebihan suatu nutrisi (kebanyakan makanan yang mengandung gula) bisa juga membuat otak tidak seimbang. Jadi dapat dibayangkan, pada kondisi kekurangan atau kelebihan salah satu zat gizi saja, sudah dapat memengaruhi otak, apalagi pada kasus anak yang mengalami ketidakseimbangan gizi yang parah.
Faktor fisik lain yang dapat menjadi “biang keladi” ketidakseimbangan otak adalah kurangnya anak bergerak. Ia lebih sering menghabiskan waktu di depan teve, ketimbang berlari-larian di luar rumah, contoh. Padahal tubuh harus cukup bergerak dan digerakkan. Banyak diam akan membuat otak jadi tidak seimbang lantaran tidak terstimulasi dengan baik. Aneka permainan outdoor dipercaya dapat merangsang gerak motorik supaya otak anak terstimulasi dengan baik. Demi mempererat hubungan orangtua dengan anak, aktivitas fisik yang disarankan dilakukan intens setiap hari ini akan sangat baik jika dilakukan bersama-sama sekeluarga.

Faktor Psikologis
Dari sisi psikologis biasanya stres adalah penyebab utama ketidakseimbangan otak. Tekanan stres berbeda-beda, dari ringan, sedang, hingga berat. Sama halnya dengan daya tahan anak kala menghadapi stres yang berbeda-beda, ada yang lemah, ada pula yang tangguh.
Pemicu stres pada usia ini umumnya adalah rasa kesal atau takut setelah dimarahi, punya keinginan tidak terkabulkan, melihat pertengkaran orangtua, kerap ditinggal orangtua bekerja, dimusuhi teman, tuntutan sekolah atau orangtua yang memaksakan anak untuk berprestasi, dan lainnya. Tekanan-tekanan inilah yang kerap menjadi beban pikiran anak sehingga ia bisa termenung dan melamun di tengah aktivitas.

sumber : http://www.tabloid-nakita.com/read/832/-melamun-otak-tidak-seimbang



Friday, November 23, 2012

Membuat Puzzle-Alat Permainan Edukatif sendiri




Bahan : Kardus Bekas (Susu/makanan bayi), gambar di koran/kertas kado/majalah/brosur bekas/kalender

Peralatan : Gunting, Lem

Cara :

Potong kardus menjadi bentuk geometri tertentu untuk digunakan sebagai alasnya
Gunting gambar, lalu tempelkan ke bagian karton yang tidak bergambar
Buatlah pola potongan puzzle dan gunting sesuai pola tersebut. (sesuaikan dengan usia anak)
Tips:

Buatlah alas bentuk geometri yang ingin anda kenalkan kepada anak
Biarkan anak memilih gambar yang mereka sukai (atau anda bisa mencari gambar sesuai dengan tema yang anda pilih sebelumnya, namun tetap biarkan anak memilih)
Biarkan anak menggunting gambar untuk melatih jari-jari tangannya, lalu menempelkan ke karton.
Kenalkan kosa kata yang berkaitan dengan gambar yang mereka pilih

Misal anak memilih gambar nyamuk.

Rangsang anak sambil berdialog (bisa juga dalam rangka menuansakan agama)

Alhamdulillah, kakak sudah memilih gambar Nyamuk, serangga ciptaan Allah yang disebut dalam Al-Qur’an, jangan lupa sebelum memulai bermain mengucapkan Basmallah dan doa.

Berikan informasi yang berkaitan dengan nyamuk misal : bagian tubuh nyamuk, penyakit yang disebabkan nyamuk (Secara singkat dan jelas).

Firman Allah : Q.S. Al-Baqarah:26 yang artinya “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan : “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tiada ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang fasik”
sumber :http://yudhistira31.wordpress.com/2008/05/23/membuat-puzzle-alat-permainan-edukatif/

Saturday, November 17, 2012

pentingnya proses pembentukan karakter pada anak


Suatu hari seorang anak laki-laki sedang memperhatikan sebuah kepompong, eh ternyata di dalamnya ada kupu-kupu yang sedang berjuang untuk melepaskan diri dari dalam kepompong. Kelihatannya begitu sulitnya, kemudian si anak laki-laki tersebut merasa kasihan pada kupu-kupu itu dan berpikir cara untuk membantu si kupu-kupu agar bisa keluar dengan mudah. Akhirnya si anak laki-laki tadi menemukan ide dan segera mengambil gunting dan membantu memotong kepompong agar kupu-kupu bisa segera keluar dr sana. Alangkah senang dan leganya si anak laki laki tersebut.Tetapi apa yang terjadi? Si kupu-kupu memang bisa keluar dari sana. Tetapi kupu-kupu tersebut tidak dapat terbang, hanya dapat merayap. Apa sebabnya?
Ternyata bagi seekor kupu-kupu yang sedang berjuang dari kepompongnya tersebut, yang mana pada saat dia mengerahkan seluruh tenaganya, ada suatu cairan didalam tubuhnya yang mengalir dengan kuat ke seluruh tubuhnya yang membuat sayapnya bisa mengembang sehingga ia dapat terbang, tetapi karena tidak ada lagi perjuangan tersebut maka sayapnya tidak dapat mengembang sehingga jadilah ia seekor kupu-kupu yang hanya dapat merayap.
Itulah potret singkat tentang pembentukan karakter, akan terasa jelas dengan memahami contoh kupu-kupu tersebut. Seringkali orangtua dan guru, lupa akan hal ini. Bisa saja mereka tidak mau repot, atau kasihan pada anak. Kadangkala Good Intention atau niat baik kita belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik. Sama seperti pada saat kita mengajar anak kita. Kadangkala kita sering membantu mereka karena kasihan atau rasa sayang, tapi sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri. Membuat potensi dalam dirinya tidak berkembang. Memandulkan kreativitasnya, karena kita tidak tega melihat mereka mengalami kesulitan, yang sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya justru menjadi kuat dan berkarakter.
Ada satu anekdot yang sering saya sampaikan pada rekan saya, ataupun peserta seminar. Enak mana makan mie instant dengan mie goreng seafood? Umumnya mereka yang suka mie pasti tahu jika mie goreng seafood jauh lebih enak dari mie goreng instant yang hanya bisa dimasak tidak kurang dari 3 menit. Apa yang membedakan enak atau tidaknya dari masakan mie tersebut? Prosesnya!
Sama halnya bagi pembentukan karakter seorang anak, memang butuh waktu dan komitmen dari orangtua dan sekolah atau guru (jika memprioritaskan hal ini) untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter. Butuh upaya, waktu dan cinta dari lingkungan yang merupakan tempat dia bertumbuh, cinta disini jangan disalah artikan memanjakan. Jika kita taat dengan proses ini maka dampaknya bukan ke anak kita, kepada kitapun berdampak positif, paling tidak karakter sabar, toleransi, mampu memahami masalah dari sudut pandang yang berbeda, disiplin dan memiliki integritas (ucapan dan tindakan sama) terpancar di diri kita sebagai orangtua ataupun guru. Hebatnya, proses ini mengerjakan pekerjaan baik bagi orangtua, guru dan anak jika kita komitmen pada proses pembentukan karakter.

Tuesday, October 9, 2012

Mengajarkan Anak Bersedekah



  Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial dimana kita semua saling membutuhkan satu sama lain, tidak peduli dia kaya atau miskin. Manusia yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi akan disukai oleh banyak orang dan hubungan sosialnya dengan orang lain juga bisa terjalin dengan mudah.
Sebaliknya, orang yang mempunyai jiwa sosial yang rendah jarang disukai oleh orang lain, dan hubungan sosialnya dengan orang lain akan semakin sulit.

  Maka dari itu sudah selayaknya anda sebagai orang tua mengajari anak anda agar kelak jika dewasa dia akan menjadi orang yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi sehingga kehidupan anak anda bisa berjalan dengan baik dan lancar.

  Anda bisa mengajarkan sifat berbagi kepada anak, misalnya dengan memberi sedekah ke fakir miskin, membagi mainan ke panti asuhan, atau bahkan mulai dari hal yang terkecil yaitu dengan meminjamkan mainan ke temannya.

  Bila anda sudah berusaha untuk mengajari anak untuk sedekah, namun dia masih tetap menjadi anak yang pelit berarti ada yang salah dengan cara anda. Bila anda masih mengalami kesulitan cobalah untuk membaca tips di bawah ini dan menerapkannya kemudian.

1. Berilah contoh yang baik
  Anak-anak mempunyai kebiasaan suka mengamati dan meniru perbuatan orang tuanya. Bila anda tidak pernah bersedekah maka anak anda juga akan sulit untuk bersedekah karena tidak pernah melihat anda bersedekah. Jika ingin anak anda bersedekah maka berilah contoh yang baik dengan memberi sedekah.

2. Ceritakan kisah tentang orang yang suka bersedekah
  Anda bisa memberi cerita mengenai seseorang yang selalu mendapatkan pertolongan Tuhan karena mempunyai kebiasaan sedekah. Dengan kisah-kisah yang akan anda ceritakan itu anak anda akan merasa tertarik untuk melakukan sedekah sebagaimana isi dari kisah cerita itu.

3. Buatlah program yang menarik mengenai sedekah
  Anda bisa membuat program keluarga yang bisa anda lakukan satu minggu sekali atau satu bulan sekali. Anda bisa pergi bersama ke suatu tempat bersama anak, lalu melakukan sedekah di tempat tersebut. Misalnya di panti asuhan, masjid, panti jompo dan lain-lain. Dengan begitu jiwa sosial anak anda akan mengalami peningkatan begitu pula dengan kepekaan sosialnya.

4.Beri motivasi
  Anda bisa memberi motivasi anak bila dia sudah mulai tertarik untuk memberi sedekah. Misalnya dengan mengingatkan anak yang sudah berjanji untuk memberi sedekah.

Sunday, September 9, 2012

Anak sering mimisan, Berbahayakah?

Anak Sering Mimisan, Berbahayakah?


TANYA:

Saya mempunyai anak laki-laki yang berumur 6 tahun. Akhir-akhir ini hidungnya sering mengeluarkan darah ketika baru bangun tidur , terlebih saat kena panas. Mohon penjelasannya dok, apakah kondisi tersebut berbahaya?

Atiek Rosiyanti (28), Mataram

JAWAB :
Hidung mengeluarkan darah/mimisan dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya trauma di daerah hidung, faktor pembuluh darah halus di dalam rongga hidung yang terlalu tipis, namun dapat pula sebagai salah satu  tanda dari kelainan hematologi/darah atau keganasan darah.

Kondisi mimisan ini juga dapat dijumpai pada beberapa anak sehat. Biasanya karena faktor tipisnya pembuluh darah halus di rongga hidungnya yang akan pecah spontan terutama saat terkena trauma tumpul, suhu tubuh meningkat/demam, sedang pilek, atau setelah aktifitas fisik. Terlebih bila dalam keluarga ada yang menderita kondisi yang sama.
Selama mimisannya cepat berhenti, tidak disertai pembesaran liver atau limpanya, tidak ada demam yang lama (lebih dari seminggu), biasanya kondisi ini tidak ada apa-apa.

sumbar : http://health.kompas.com

Friday, August 31, 2012

Alergi Hawa Dingin



Bila anak menunjukkan gejala sebagai berikut, orangtua harus waspada, jangan-jangan itu adalah reaksi alergi hawa dingin:
* Saluran Napas
Gejalanya: banyak dahak,  batuk, dan sesak napas.
Udara dingin menyerang daya tahan tubuh yang menstimulasi produksi lendir/dahak di saluran pernapasan. Selanjutnya, udara dingin menyerang jaringan di bagian hidung. Saluran di jaringan hidung pun melebar. Akibatnya, jaringan dalam hidung membengkak, itu yang membuat hidung tersumbat. Ini pulalah yang dapat menyebabkan batuk atau memicu sesak napas.
* Kulit
Biasanya timbul gatal-gatal (urticaria). Hal ini disebabkan mekanisme pertahanan tubuh yang bereaksi secara berlebihan mengeluarkan histamin, yaitu  suatu senyawa kimia yang menyebabkan timbulnya gejala alergi berupa gatal-gatal yang bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Bila gejala tersebut baru pertama kali muncul, orangtua sebaiknya segera membawa anak ke dokter untuk memastikan, apakah benar anak alergi hawa dingin atau ada penyebab lainnya. Tapi kalau sudah pasti anak menderita alergi hawa dingin, yang harus segera dilakukan adalah membawanya ke tempat yang lebih hangat, kemudian memakaikan pakaian yang lebih tebal (jaket/sweater), dan bentol-bentolnya bisa diberi bedak antigatal. Kalau memang sudah ada obat dari dokter, segera minum obatnya.
Tapi ingat, jangan minum obat sembarangan (bila belum pernah mendapat obat yang diresepkan dokter), sebab bila alergi itu muncul pada saluran napas, yang ditandai dengan batuk/banyak dahak/sesak, konsumsi obat sembarangan bisa menyebabkan anak makin sesak napas. Pasalnya, saat alergi terjadi pembengkakan di saluran napas dan pembengkakan itu terjadi ke arah dalam. Apa jadinya kalau gara-gara obat itu saluran napas semakin menutup? Tentu bisa fatal.
Sebaiknya anak diberikan minuman hangat supaya tubuhnya terasa hangat dari dalam. Boleh juga mengolesi tubuh dengan balsam/minyak untuk menghangatkan tubuh.
Kalau ditunggu sekitar satu jam setelah langkah-langkah di atas di lakukan, kondisi anak tak kunjung membaik atau malah memburuk, makin sesak napas, dahaknya semakin banyak, atau bentol-bentolnya semakin banyak, jangan tunggu lagi segera bawa ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat seperti memberikan obat antihistamin, kadang kala juga diperlukan obat golongan steroid sesuai kondisi anak saat itu.



Thursday, August 30, 2012

Bila Si Kecil Banyak Bertanya


Pet! Listrik tiba-tiba padam, malam itu. Dengan sigap, abi segera menyalakan lampu minyak. Si 3th mengamati lampu minyak itu dengan penuh rasa ingin tahu. Tak lama kemudian, muncullah beberapa pertanyaan dari bibir mungilnya.
“Itu apa Bi?” “Itu lampu minyak, Sayang.” “Kok pakai lampu minyak kenapa Bi?” “Karena listrik mati.” “Listriknya kok mati kenapa toh Bi?” “Ya…mungkin karena tadi ada hujan deras.” “Kok tadi ada hujan deras kenapa Bi?” “Tadi di langit kan ada awan hitam, awan itu sekumpulan air, kalau turun jadi hujan.” Bla…bla…bla….Demikianlah pertanyaan si kecil bagai tak ada habisnya. Abinya pun dengan sabar menjawab pertanyaan putri sulungnya.

Rasa Ingin Tahu, Jangan Dimatikan
Anak-anak berusia 2-5 tahun memang seringkali mengajukan banyak pertanyaan kepada orangtua atau pengasuhnya. Pertanyaan mereka biasanya tidak jauh dari apa yang mereka temui, amati atau rasakan. Yang mendorong mereka mengajukan pertanyaan adalah besarnya rasa ingin tahu mereka terhadap segala sesuatu.
Sebenarnya, kita semua memiliki bekal rasa ingin tahu ini semenjak lahir. Kehebatan rasa ingin tahu inilah yang membuat bayi bisa merangkak, berjalan, dan bicara. Selanjutnya, rasa ingin tahu ini akan menentukan kualitas perkembangan otak mereka. Sayangnya, orangtua banyak melakukan intervensi negatif sehingga naluri penting ini terkubur dalam-dalam
Seringkali orangtua tak mau menjawab pertanyaan anak-anaknya yang menurut mereka terdengar konyol, lugu, dan seperti dibuat-buat. Seakan tak ada gunanya kalaupun orangtua mau repot-repot menjawabnya. Hal ini menjadikan anak belajar untuk mematikan rasa ingin tahunya. Setelah pertanyaan-pertanyaannya tak pernah dijawab, anak pun jadi malas untuk bertanya lagi, dan jadi tak peduli pada segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Tindakan orangtua yang mematikan rasa ingin tahu anak itu sungguh tidak mendidik dan berpengaruh buruk terhadap perkembangan otak anak.
Sebagian kecil orangtua memang ada yang sangat mendukung perkembangan intelektual anaknya. Mereka bukan hanya menjawab pertanyaan anak, tetapi juga berusaha melakukan sesuatu untuk semakin menumbuhkan rasa ingin tahu sang anak. Mereka mendorong anak untuk bertanya dan terus bertanya, hingga anak sendiri yang kehabisan pertanyaan. Untuk itu, para orangtua ini menyediakan waktu sebanyak mungkin, karena mereka tahu, sepatah kata jawaban bisa menjadi sangat berarti bagi perkembangan sel saraf otak anak.
Perlu Kesabaran
Orangtua yang tidak sabaran, mungkin cuma diam atau menjawab ‘tidak tahu’ saat ditanya sang anak. Kadang, pertanyaan anak malah dijawab dengan bentakan, “Sudah diam! Jangan tanya-tanya terus. Ibu capek.”
Memang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anak itu diperlukan kesabaran, di samping perhatian dan kepandaian dalam menjawab. Seorang ibu yang sudah disibukkan dengan berbagai pekerjaan rumah, mungkin akan lelah menghadapi seribu satu macam pertanyaan anaknya. Demikian juga dengan sang ayah yang sudah bekerja seharian mencari nafkah. Rasa lelah itu bisa menghilangkan mood untuk sekadar menjawab sang anak.
Bukankah jika kita menyatakan siap punya anak, secara otomatis kita juga harus siap ‘direpoti’? Adalah salah besar jika hanya karena alasan sibuk atau capek, lalu orangtua mematikan rasa ingin tahu sang anak. Sebisa mungkin, walau sedang sibuk bekerja, kita tetap berusaha memberi perhatian pada anak. Sambil memasak, seorang ibu bisa menjawab pertanyaan anak. Sambil membersihkan rumah pun bisa terus mengobrol dengan mereka.
Sekali lagi, dalam hal ini memang dibutuhkan kesabaran tinggi. Dalam menjawab pun kita harus menunjukkan perhatian, yang bisa ditampakkan lewat mimik muka dan cara menjawab dengan nada bersungguh-sungguh.
Jawablah dengan Benar
Orangtua tak perlu memberikan jawaban panjang atau berbelit-belit, sehingga malah sulit dimengerti anak. Cukuplah menjawab pertanyaan anak dengan jawaban pendek dengan bahasa yang disesuaikan dengan pemahaman anak. Jangan pernah menjawab pertanyaan anak dengan sembarangan. Jika menjawab, jawablah dengan benar. Jika orang tua tidak tahu jawaban yang benar, tak usah mencoba berbohong. Lebih baik katakan tidak tahu, dan cobalah menerangkan di lain waktu bila jawabannya sudah didapat. Sebagaimana contoh kasus di awal tulisan ini, Abu Asma’ berusaha menjawab pertanyaan putrinya dengan jawaban-jawaban pendek yang mudah dipahami.
Beruntunglah anak bila orangtuanya selalu berusaha menjawab pertanyaannya dengan benar. Selain bisa memuaskan hatinya, jawaban itu juga akan menambah pengetahuan dan wawasannya. Sayangnya, tak sedikit orangtua yang suka memberikan jawaban tidak benar pada anak. Misalnya saat Hasan (5) bertanya pada ibunya tentang gempa yang menyebabkan genting-genting di rumahnya melorot ke bawah. “Kok terjadi gempa kenapa Bu?” “Karena ada raksasa besar yang mengamuk di dalam laut, jadi bumi bergoncang.” Mungkin jawaban tersebut bisa diterima oleh daya imajinasinya, akan tetapi jawaban itu tidak menambah perbendaharaan pengetahuannya. Jawaban semacam ini sangat tidak bermanfaat, dan harus dijauhi oleh para orangtua. Seharusnya pertanyaan Hasan bisa dijawab, “Gempa itu penyebabnya bisa bermacam-macam. Salah satunya karena ada gunung meletus di daratan atau lautan, jadi bumi bergoncang.” Jika Hasan masih penasaran dengan sebab-sebab gempa lainnya, ibu bisa mencarikan referensi, misalnya buku atau majalah yang membahas tentang gempa, untuk dibacakan atau dibaca sendiri oleh Hasan.
Kemampuan Otak Balita
Mungkin kita mengira, anak-anak balita itu selain lugu juga tak tahu apa-apa tentang alam semesta kehidupannya. Tapi adalah kesalahan besar jika kita menganggap mereka bodoh, karena mereka mempunyai daya tangkap dan daya ingat yang jauh lebih hebat dari yang kita pikirkan. Dari sekian banyak pertanyaannya yang dia ajukan dalam sehari, pasti ada yang masuk dan direkam baik-baik dalam otaknya. Ya, balita memang memiliki kemampuan menangkap pengetahuan dengan hebat, karena otak mereka belum dipengaruhi untuk memikirkan hal-hal lain.
Sebuah pertanyaan saja, bagi anak ibarat mempelajari sebuah bab pelajaran di sekolah sebagaimana yang dipelajari kakak-kakaknya. Maka jawabannya akan sangat berarti untuk mengasah ketajaman otaknya.
Yang perlu dikhawatirkan justru kalau anak terlalu pendiam, dan tidak ingin tahu banyak tentang segala sesuatu. Ia tidak pernah bertanya, dan tidak tertarik dengan adanya benda baru. Anak seperti ini harus ‘dipancing’ untuk membangkitkan rasa ingin tahunya. Orangtua bisa memulai dengan mengajukan pertanyaan, “Azmi, mengapa kalau siang tampak terang dan malam tampak gelap?” Atau, “Kamu dan ayam sama-sama punya kaki. Mengapa kamu bisa menendang bola, ayam tidak?” Dengan pertanyaan menarik diharapkan anak akan terangsang, kemudian menanyakan segala sesuatu. Makin sering orangtua memancing dengan berbagai pertanyaan menarik, tentu anak akan meniru tindakan orangtua.
Untuk mengembangkan kemampuan anak bertanya, bimbinglah anak untuk mempraktikkan kunci utama pertanyaan, yaitu 5W+1H. Yang dimaksud 5W+1H adalah what (apa), when (kapan), where (di mana), who (siapa), why (mengapa) dan how (bagaimana)
Selain itu orang tua juga bisa menyediakan buku bacaan atau majalah islami untuk anak-anak. Melihat gambar-gambarnya yang menarik dan berwarna-warni, bisanya anak-anak akan tertarik untuk mempertanyakan apa yang ia lihat. Jika anak tetap belum banyak bertanya seperti yang kita harapkan, maka orangtua yang harus aktif menyakan segala sesuatu tentang gambar-gambar atau kisah di buku tersebut. Yang mesti disadari, proses ini membutuhkan waktu dan memerlukan kesabaran. Semoga kita memiliki putra-putri yang shalih dan pintar.
Maraji’:
Mendidik dengan Cinta, Irawati Istadi. Pustaka Inti.

Tuesday, May 1, 2012

mengajar membaca pada anak





Oleh :Maya Kania Mediani S.Psi
(Guru Cendekia Leadership School,. Jl. Belitung No.3 Bandung)

Sudah lama pro dan kontra timbul mengenai mengajarkan membaca pada anak prasekolah. Ada ahli yang mengatakan bahwa anak usia prasekolah tidak boleh belajar dan diajarkan membaca karena usia ini adalah usia bermain dan anak secara mental belum siap membaca hingga usia 6 tahun. Orangtua diingatkan bahwa dalam keadaan apapun tidak seharusnya mengajarkan membaca sebelum menginjak usia ini. Anak - anak akan tertekan jika diajari membaca karena belum siap menerima pengajaran yang diberikan.Tetapi dilain pihak ada pula pendapat yang mengatakan bahwa mengajarkan anak membaca sejak dini bisa saja dilakukan bahkan kemampuan ini dapat memperkaya, memperluas pengetahuan berfikir anak.

Pendapat itu dikuatkan dengan berbagai penelitian dan pendapat berbagai ahli:
Penelitian mengenai otak yang dilakukan oleh Dr. Marian Diamond yang menyimpulkan bahwa pada umur berapapun sejak lahir hingga mati adalah mungkin untuk meningkatkan kemampuan mental melalui rangsangan lingkungan. Sejauh menyangkut otak, ungkapan "use it or lose it" menunjukkan bahwa semakin terangsang otak kita dengan aktifitas intelektual dan interaksi lingkungan, semakin banyak jalinan yang dibuat antara sel-sel. Potensi otak dianggap tak terbatas. Sebaliknya jika kita tidak menggunakannya maka kita akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkannya.
Dilihat dari tahap perkembangan anak, usia prasekolah mengalami pertumbuhan yang pesat pada aspek bahasa. Terdapat hubungan antara bahasa dan membaca. Kesiapan anak untuk membaca sebenarnya sudah dimulai sejak lahir. Sejak bayi anak sudah diajak berbicara. Belajar mengenal bahasa dari lingkungannya. Bertolak dari pemikiran itu dapat dikatakan bahwa membaca sebenarnya hanyalah kelanjutan dari bahasa berbicara atau mengenal bahasa yang sudah dikenal anak.
Anak usia prasekolah mulai mengenal hubungan antara tulisan, bunyi dan artinya sehingga anak mengerti fungsi tulisan atau bacaan. Mereka mungkin senang membolak-balik buku, berpura-pura membacakannya serta mulai bertanya mengenai kata-kata tertentu yang tidak diketahuinya.
Menurut Elizabeth G. Hainstock :Anak - anak pra sekolah tidak hanya dapat diajarkan membaca tetapi bahwa inilah masa puncak anak secara alamiah dan antusias menyerap kecakapan - kecakapan membaca.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar membaca merupakan proses yang dimulai sejak lahir. Dorongan untuk belajar mengalir secara alami dalam bentuk rasa ingin tahu yang kuat tentang dunia sekitar dan dari keinginan untuk memahami diri dan lingkungannya. Pada usia ini proses belajar didukung dengan tumbuhnya kesiapan untuk memahami bahasa dan minat terhadap kekuatan kata-kata. Jadi dapat dikatakan bahwa bukanlah sesuatu yang tabu untuk mengajarkan anak usia prasekolah membaca asalkan mereka sendiri sudah siap.

APA SIH "MEMBACA" ITU ?
Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia.Secara teoritis membaca adalah suatu proses rumit yang melibatkan aktifitas auditif (pendengaran) dan Visual (penglihatan) untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata.
Aktifitas ini meliputi 2 proses :
1. Proses membaca teknis.
Yaitu suatu proses pemahaman hubungan antara huruf dengan bunyi atau suara dengan mengubah symbol - symbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi system bunyi. Proses ini disebut sebagai pengenalan kata.
Misalnya : anak mengucapkan baik dalam hati maupun bersuara seperti kata : "adik minum " yang tecetak merupakan proses membaca teknis.
2. Proses memahami bacaan.
Yaitu kemampuan anak untuk menangkap makna kata yang tercetak. Pada waktu melihat tulisan " adik minum " anak tahu bahwa yang minum bukan ayah atau adik dalam tulisan itu tidak sedang makan. Penguasaan kosakata sangat penting dalam memahami kata-kata dalam bacaan.

BAGAIMANA MENGAJARKAN ANAK USIA PRASEKOLAH MEMBACA
2 Jenis pendekatan pengajaran yang sering disampaikan :
1. Menekankan pada pemahaman symbol / huruf.
Menekankan pengenalan system symbol bunyi sedini mungkin.
Misalnya : diperkenalkan dengan nama alphabet dan bunyinya. Dimulai dari huruf yang paling sederhana dan tinggi frekwensi penggunaannya. Dari pengenalan huruf dan bunyi ini kemudian berkembang menjadi penggabungan huruf menjadi suku kata atau kata.
2. Menekankan belajar membaca kata dan kalimat secara utuh. Dengan pendekatan ini anak diharapkan dapat mencari sendiri sistem huruf - bunyi yang berlaku.
Para pakar hingga kini tidak mempunyai pendapat yang sama mengenai pendekatan yang lebih baik di antara keduanya. Beberapa ahli bahkan berpendapat bahwa gabungan dari kedua pendekatan tersebutlah yang terbaik.

Apapun metode yang kita pergunakan, yang perlu kita ingat dalam mengajarkan membaca pada anak usia prasekolah adalah :

1. Pergunakan metode yang bervariatif sesuai dengan gaya dan kebutuhan anak. Hal ini mengingat bahwa setiap anak mempunyai kepekaan cara membaca yang berbeda satu sama lain.

2. Aktifitas dilakukan sambil bermain, bermain sambil belajar dan tidak formal. Masa anak - anak adalah masa bermain jadi sebaiknya tidak membebani anak dengan aktifitas pembelajaran formal yang menegangkan.

3. Ciptakan suasana yang nyaman, suasana yang menyenangkan dan penuh keakraban. Dalam mengajarkan anak membaca selama hal inidilakukan dengan suasana santai dan akrab, maka anak akan cepat menangkap apa yang diajarkan.

4. Tidak perlu lama - lama. Kurang lebih 10 - 15 menit, tapi rutin dan konsisten. Hal ini mengingat bahwa kemampuan konsentrasi pada anak usia prasekolah tidaklah lama.

5. Berhenti sebelum anak merasa bosan. Kita harus peka terhadap reaksi anak pada saat mengajarkan membaca. Dan tidak ada paksaan. Pada saat anak mulai tidak berkonsentrasi atau tidak tertarik lagi maka berhentilah.

6. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan iramanya sendiri. Tidak jarang seorang anak maju pada satu bidang tetapi lambat pada bidang lain.

BAGAIMANA MENGGUGAH MINAT MEMBACA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH ?

1. Membacakan cerita pada anak - anak. Semakin sering membacakan untuk anak, akan semakin sering pula dia "membaca" mengikuti kita.
Di usia prasekolah anak terbiasa mendengarkan cerita akan bereksperimen dengan kata - kata, anak akan mencoba "meniru" membaca lebih dini dibanding anak yang tidak pernah dibacakan cerita. Semakin banyak cerita yang didengar anak-anak, akan semakin baik kemampuan membacanya dikemudian hari.Dengarkan jika anak "membacakan" cerita. Jangan buru-buru memotong "bacaannya " jika apa yang dibacanya tidak persis sama dengan kata-kata di buku. Selama ia masih mengingat jalan ceritanya berarti dia sedang dalam usahanya untuk dapat membaca.

2. Sikap kita terhadap buku. Biarkan anak-anak melihat cara kita membaca dan melihat kita menikmati dan asyik dengan apa yang kita baca. Untuk memperlihatkan pada anak-anak bahwa membaca adalah menyenangkan. Anak juga dapat melihat manfaat dari membaca.

3. Libatkan anak dalam kegiatan bahasa yangberbeda-beda termasuk saat bercakap-cakap dimana kita bisa berbagi cerita, bercanda, bernyanyi, membaca syair dan permainan bahasa lainnya. Aktifitas ini membantu anak anda mengembangkan kemampuan membedakan suara, pengembangan kosakata, sensitivitas terhadap struktur kata dan keahlian - keahlian lain yang penting untuk keberhasilan membaca dikemudian hari.

4. Temukan buku - buku anak - anak, majalah - majalah dan gambar - gambar yang sesuai dengan minat anak dan usianya. Tempatkan ditempat yang mudah dijangkau anak - anak. Fasilitasi dengan tempat yang nyaman.

5. Jadikan rutinitas pergi ke perpustakaan dan ke toko buku.

6. Perkenankan anak yang lebih tua dan sudah bisa membaca untuk membacakan cerita pada adiknya yang lebih muda.

7. Pada umumnya semua anak senang dipuji. Itu sebabnya jangan banyak mengkritik jika anak membuat kesalahan ketika membaca. Kalaupun dia membuat kesalahan seperti " sapu " dibaca " sapi " tetap pujilah usahanya itu dengan mengatakan bahwa dia sudah pandai pada awalnya hanya keliru sedikit di akhir katanya. Pujian adalah dorongan hebat bagi si kecil untuk terus belajar membaca.

Pustaka :
1. Seri Ayahbunda : Kesehatan dan Perilaku Anak Usia Sekolah Dasar
2. Seri Ayahbunda : Usia Prasekolah
3. http : www.parentplace.com
4. Membantu Putra anda Belajar Membaca, Betty Root.
Sumber : http://balita-care.blogspot.com/2006/01/mengajarkan-membaca-pada-anak-usia.html

Wednesday, April 25, 2012

Bagaimana Mengoptimalkan Kecerdasan Balita pada Masa Golden Years?

Pada masa golden years pembentukan sistem saraf secara mendasar sudah terjadi. Pada masa ini terjadi hubungan antara sel-sel sraf tersebut. Kuantitas dan kualitas sambungan ini menentukan kecerdasan balita.
Pada masa ini perkembangan otak terjadi secara keseluruhan pada keempat bagian otak, termasuk pada masing-masing belahan otak. Belahan otak inilah yang akan menyimpan kemampuan-kemampuan anak yang berbeda, yakni pada belahan otak kanan maupun kiri.
Otak kiri berhubungan dengan tangan, kaki dan tubuh sebelah kanan. Otak kiri terutama mengendalikan aktivitas yang bersifat: teratur, berurutan, rinci, sistematis, misalnya : membaca, menulis, menghitung.
Sedangkan otak kanan berhubungan dengan tangan, kaki dan tubuh sebelah kiri. Otak kanan terutama mengendalikan aktivitas yang bersifat : berfikir divergen (meluas), imajinasi, ide-ide, kreativitas, emosi, musik, spiritual., intuisi, abstrak, bebas, simultan.
Oleh karena itu, jika kita menginginkan anak dengan kecerdasan multipel latihlah kedua tangan, kaki, mata, telinga kanan dan kiri sama seringnya setiap hari, terutama sampai umur 3 tahun, agar otak kanan dan kiri berkembang optimal.
Kalau hanya melatih tangan kanan, maka fungsi otak kanan tidak berkembang optimal, sehingga anak tidak trampil berfikir divergen (meluas), rendah daya imajinasinya, kurang kreatif, kurang mampu kendalikan emosi, kurang berjiwa seni, spiritual, intuisi dan abstrak.
Anak yang kidal, latihlah ia menggunakan kedua tangan dan kakinya sama seringnya. Jangan paksakan ia menggunakan tangan kanan saja, karena otak fungsi otak kanannya akan kurang berkembang.
Adapun tahapan perkembangan kemampuan balita usia 1 hingga 3 tahun diantaranya adalah:
Usia 13-15 bulan balita sudah berminat pada gambar, mengambil mainan sendiri, berjalan sendiri, berceloteh dan mampu meniru kegiatan orang lain.
Usia 16-18 bulan balita sudah mengicapkan kata-kata yang lebih banyak, dapat menemukan maianan yang disembunyikan, dan mengerti fungsi benda.
Usia 19-24 bulan, balita sudah memehami konsep sederhana bentuk benda seperti segitiga dan persegi, menyebut nama senbdiri serta mengucapkan satu kaliam
Usia 2-3 tahun, balita biasnya sudah dapat mencocokkan bentuk,membangun dan menghbungkan balok, berpakian sendiri dan semakin memahami kata-kata orang lain.
Kemampuan ini harus dioptimalkan dengan cara stimulai. Stimulasi akan mempengaruhi pertumbuhan sinaps (proses sinaptogenesis), yang membutuhkan banyak sialic acid untuk membentuk gangliosida. Ini penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori.
Kebutuhan stimulasi bermain meliputi berbagai permainan yang merangsang semua indera (pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), merangsang gerakan kasar dan halus, berkomunikasi, emosi-sosial, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Kebutuhan stimulasi bermain sejak dini akan besar pengaruhnya pada berbagai kecerdasan anak (multipel inteligen).
Selain stimulasi, yang juga penting adalah faktor nutrisi. Dengan nutrisi yang lengkap dan seimbang sejak di dalam kandungan sampai umur 3 tahun, akan semakin banyak jumlah sel-sel otak bayi, semakin bagus kualitas percabangan sel-sel otak, dan semakin bagus fungsi hubungan sinaps antara sel-sel otak bayi dan balita.
Salah satu nutrtisi yang penting bagi perekembangan otak adalah Asam amino. Asam Amino akan membentuk struktur otak dan zat penghantar rangsang (zat neurotransmitter) pada sambungan sel syaraf.
Tyrosine dan Triyptophane merupakan asam amino penting, karena sebagai bahan baku pembuat neurotransmitter katekolamin dan serotonin yang mempengaruhi pengendalian diri, pemusatan perhatian (konsentrasi), emosi dan perilaku anak. Vitamin B6 penting untuk enzim otak. Kekurangan zat besi dan yodium akan menyebabkan rendahnya kecerdasan. Seng dibutuhkan untuk pembelahan dan kemampuan membran sel-sel otak (Adv.)

Thursday, April 19, 2012

Pentingnya Mengenal 4 Karakter Dasar Manusia (Menurut Florence Litteur's Personality Plus) Dalam Mendidik Anak


Florence Litteur, penulis buku terlaris “Personality Plus” menguraikan, ada empat pola watak dasar manusia. Sifat-sifat tersebut adalah sanguinis, plegmatis, melankolis, dan koleris. Mengapa kita perlu memahami 4 karakter dasar manusia tersebut dalam mendidik anak? Mari kita simak..




Yang pertama, kata Florence adalah golongan Sanguinis, “Yang Populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senangsekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu
saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga.

Lain lagi dengan tipe kedua, golongan melankoli, “Yang Sempurna”. Agak berseberangan dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.

Orang melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankoli’ tak `kan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri `melankoli’ anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.

Ketiga, manusia Koleris, “Yang Kuat”. Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa sajaia `suruh’ melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ itu membuat banyak orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orangberusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu.

Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”,tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi…” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.

Hal ini berbeda sekali dengan jenis keempat, sang Phlegmatis “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.

Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah parapendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis.

Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan”. Jadi kalau anda punya staf atau pegawai phlegmatis, andaharus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri oleh dirinya (dikutip dari ahli.wordpress.com).

Seorang anak masih mudah ditebak, tanpa perlu menggunakan tes, untuk bisa mengetahui kepribadian dasar mereka. Sebagai orangtua, kita perlu mengetahui kepribadian dasar buah hati kita. Hal ini akan sangat berguna. Manfaat tersebut antara lain:



1. Tahu bagaimana memperlakukan mereka.
Misalnya kita memiliki anak yang sanguinis, dimana ciri-ciri dasar mereka adalah suka berbicara dan sangat ekspresif. Beberapa orang tua merasa khawatir, saat mengetahui buah hatinya sangat cerewet. Jangan sampai kita membanding-bandingkan dengan orang lain, biasanya saudara kandungnya, yang cenderung pendiam, dengan mengatakan,”Kamu bisa nggak seperti kakakmu, pendiam, dan nggak suka bikin keributan.” Atau dengan banyak melarang anak yang sanguinis untuk bicara. Jangan sampai larangan-larangan kita melukai buah hati kita, dan harus menjadi “orang lain”. Hal ini bisa menghambat pertumbuhan kedewasaan sang anak. Akan lebih baik bila kita mengarahkan “kekurangan” sang anak tersebut menjadi sebuah kelebihan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, serta demi kebaikan masa depan sang anak. Misalnya, dengan mengajarkan mereka kata-kata yang baik, mengajari mereka menasihati, menghindarkan mereka dari kata-kata yang kasar (yang bisa menyakiti orang lain), mengajari mereka untuk berbicara dengan lembut (tidak dengan membentak), sehingga nantinya saat mereka dewasa, mereka menjadi anak yang baik dalam bertutur kata dan bertindak.

2. Mengenal potensi dan bakat anak
Untuk poin yang kedua ini, saya akan mengambil karakter melankolis. Kebanyakan anak melankolis memiliki bakat-bakat di bidang seni, misalnya bermain piano, menulis, menggambar, dan masih banyak lagi. Hobi mereka cenderung sesuatu yang membutuhkan konsentrasi dan membutuhkan waktu untuk sendiri untuk mendapatkan hasil yang baik. Bila kita memiliki buah hati yang bersifat melankolis, akan lebih baik bila kita mengarahkan bakat mereka. Bila buah hati kita suka menulis, akan lebih baik bila kita mendukung mereka dan membantu mereka agar bisa mengembangkan bakat mereka. Kita bisa membelikan mereka buku-buku cerita yang mendidik, memberikan ruang belajar khusus, tidak melarang mereka melakukan hobi mereka (yang baik), dan memberikan dukungan terhadap hal-hal baik yang mereka suka. Anak melankolis cenderung suka menyendiri. Tentu saja bila kita terlalu banyakmereka menyendiri akan memberikan dampak yang tidak baik bagi masa depan mereka, misalnya mereka bisa tumbuh menjadi anak yang anti-sosial. Semua bakat mereka akan menjadi sia-sia bila mereka tidak memiliki teman (yang bisa diajak saling belajar), tidak berani tampil, males bersosialisasi, dan berbagai sifat-sifat anti-sosial lainnya. Maka kita harus mengarahkan mereka agar mereka mau bersosialisasi, misalnya dengan mengajak mereka jalan-jalan keliling kampong (agar bertemu dengan tetangga dan anak-anak lain), meminta mereka bergabung dalam organisasi sosial dan agama, mengikutkan mereka dengan bimbingan belajar yang bersifat non-privat, mendorong mereka untuk berani tampil (ikut lomba-lomba dan pentas seni), dan masih banyak lagi. Siapa tahu meski buah hati anda termasuk orang-orang melankolis yang bisa populer (karna karya-karya hebat mereka) seperti orang-orang sanguinis (yang memang mudah terkenal karena cerewet dan suka bersosialisasi).

3. Membentuk mereka agar memiliki kedewasaan yang utuh
Anak yang “bossy” (berlagak seperti bos dan suka mengatur), adalah sifat yang dimiliki oleh anak koleris. Bukan sifat yang buruk memang, semua tergantung bagaimana kita mengarahkan mereka. Akan menjadi buruk bila mereka menjadi susah diatur, dan maunya ngatur melulu tanpa pertimbangan yang matang dan tanpa memikirkan perasaan orang lain. Kedewasaan yang utuh yang saya maksud adalah kedewasaan dimana anak bisa menyesuaikan dengan segala lingkungan sosial dan segala pribadi manusia. Karena tidak mungkin pribadi anak bisa bertumbuh dengan baik bila dia memiliki 100 persen dari sifat dasar mereka. Semua orang yang ingin bisa diterima oleh setiap orang harus belajar untuk memiliki dan minimal memahami karakter yang lain. Itulah pentingnya bersosialisasi dan bimbingan dari orang tua. Jadi meskipun buah hati kita berkarakter koleris, tetap belajar memahami perasaan orang lain seperti anak melankolis, tetap bisa belajar tersenyum meski hati sedang gundah seperti anak sanguinis, meski suka mengatur dan cenderung ingin “berkuasa, namun tetap “cinta damai” seperti anak plegmatis.
Untuk bisa menjadi pribadi yang dewasa seperti itu, selain mengetahui kekurangan mereka, mereka juga harus belajar menghilangkan atau minimal mengontrol “kekurangan” mereka.

4. Mengendalikan kekurangan
Menghilangkan kekurangan yang ada di dalam diri kita hampir tidak mungkin, karena setiap orang pasti memiliki kekurangan. Yang paling mungkin dilakukan adalah mengendalikan kekurangan. Misalnya sifat pemarah, banyak bicara, dan terlalu pendiam. Kita bisa mengendalikannya dengan marah yang masih memakai akal sehat, banyak bicara yang kata-katanya bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri serta orang lain, dan pendiam yang bisa memberikan suasana damai kala terjadi pertengkaran. Bagaimana pun caranya, kita harus mengajak buah hati kita pentingnya bersosialisasi dan membimbing mereka. Cara terbaik untuk bisa mengendalikan kekurangan seseorang adalah dengan belajar menerima kekurangan setiap orang. Cara terbaik bisa menerima kekurangan setiap orang adalah dengan belajar memahami setiap orang. Dan cara terbaik untuk bisa memahami setiap orang adalah dengan cara bersosialisasi. Tentu saja buah hati kita masih sangat membutuhkan bantuan dan bimbingan kita untuk bisa memiliki kedewasaan yang utuh.


Semoga artikel ini bermanfaat buat buah hati anda agar kita tidak “salah didik”. Karena hal kesalahan dalam mendidik anak bisa membunuh karakter anak dan potensi mereka.

Monday, April 16, 2012

Immunodilator dan Daya Tahan Tubuh Balita



Flu dan batuk tak kunjung sembuh?! Selain menjalani pola hidup sehat: makan, istirahat dan olahraga yang teratur serta cukup, immunodilator mendukung meningkatnya daya tahan tubuh. Namun hati-hati, konsumsinya tidak untuk jangka panjang!
Diam-diam Nisa menyimpan kecemasan yang besar. Bagaimana tidak. Setiap hari ibu muda ini selalu mendengar orang bicara soal kuman penyakit yang mengancam manusia, soal virus yang semakin merajalela, lalu zat berbahaya yang tersembunyi di balik aneka bahan makanan bahkan wadah makanan, dan… ah, Nisa jadi panik sendiri. Lebih-lebih mengingat putera semata wayangnya, bagaimana ia harus melindungi buah hatinya dari semua ancaman itu?

Kecemasan Nisa bukan tak beralasan. Kenyataannya, udara dan lingkungan kita memang jauh dari bersih, dan ini merupakan ‘surga’ bagi berkembangnya kuman penyakit. Bayangkan, hampir tak ada benda atau bahan makanan di sekeliling kita yang tak tercemar kuman. Bahkan, udara yang kita hirup pun mengandung kuman.

Yang jadi masalah, bukan hanya soal biaya berobat yang makin mahal, tapi kondisi sakit itu sendiri 'kan bukan hal yang menyenangkan. Begitu jatuh sakit, terganggulah semua aktivitas. Apalagi, anak yang sering sakit, pasti akan terganggu proses tumbuh kembangnya. Jadi, bagaimana sebaiknya?

Ada barikade pertahanan. Sebenarnya, Nisa tak perlu panik. Ya, karena pada dasarnya, tubuh kita punya kemampuan menangkal serangan aneka kuman. Dalam tubuh setiap orang terdapat barisan pertahanan atau sistem imun, yang tugasnya membentengi setiap ancaman dari ‘luar’. Tapi, bagaimana sistem pertahanan ini bekerja?

Jangan pandang enteng kulit tubuh kita, karena ternyata merupakan rintangan alami yang tangguh terhadap masuknya zat asing yang bisa merusak atau menginfeksi tubuh. Permukaan kulit yang utuh dan sehat hampir tak tertembus kuman. Apalagi, cairan keringat yang menempel di permukaan kulit juga mengandung antiseptik.

Selain kulit, barikade lainnya ada pada selaput lendir, cairan pencernaan (enzim dan asam lambung), urin, serta gerak usus dan rambut getar selaput lendir. Juga ada pertahanan lainnya, yaitu sel darah putih dan jaringan tubuh.

Pada sel darah putih dan jaringan tubuh terdapat sel khusus yang disebut fagosit dan makrofag yang fungsinya menangkap dan menghancurkan jasad renik, termasuk kuman penyakit yang masuk dalam tubuh. Zat anti kuman ini bisa terbentuk akibat reaksi dari masuknya kuman dalam tubuh. Zat anti yang juga disebut antibodi ini akan bereaksi dengan bagian kuman yang masuk (disebut antigen). Reaksi ini akan menyebabkan kuman lemah atau mati. Namun, pembentukannya perlu waktu. Makanya, kalau tubuh kemasukan kuman, akan timbul gejala sakit dulu. Baru setelah antibodi terbentuk dan ‘mengenali’ si kuman atau antigen, tindakan perlawanan pun dilakukan dan tubuh tak jadi sakit.

Antibodi dalam tubuh anak juga bisa terbentuk dari reaksi imunisasi, yaitu dengan pemberian vaksin yang berasal dari kuman yang sudah tidak membahayakan lagi bagi tubuh.

Jika sistem imun turun. Sayangnya, barisan penangkal atau sistem imun ini bisa menurun fungsinya. Ini terjadi bila ada gangguan pada sistem kerjanya, sehingga antigen atau kuman pun berhasil menerobos masuk, dan akhirnya balita jatuh sakit.

Anak yang kondisi gizinya tidak bagus, entah karena kekurangan gizi akibat anak sulit makan, atau gizi tak seimbang akibat kebiasaan makan yang salah, umumnya tidak memiliki barisan pertahanan tubuh yang kuat. Tidak heran, karena dalam keadaan gizi seperti ini, mana bisa jaringan tubuh membentuk zat anti dalam jumlah yang cukup. Selain itu, sel fagosit dan makrofag pada anak yang gizinya tidak baik akan kehilangan daya gerak dan kegesitannya dalam menerkam dan membunuh kuman yang masuk.

Anak dengan pola hidup yang tidak tepat, misalnya kurang istirahat atau malah kurang bergerak sehingga peredaran darahnya tidak lancar, juga tidak bisa membentuk sistem imun yang kuat. Tubuh mereka rentan dan cenderung mudah terserang infeksi. Begitu juga dengan anak yang selalu memendam stres, kurang perhatian, dan tidak bahagia, sistem imunnya juga jadi ‘loyo’.

Seperti Nisa, Anda pun tentu tak suka kalau balita bolak-balik sakit. Tetapi, daripada terus-menerus memendam cemas lalu menyalahkan lingkungan sebagai biang keladinya, mengapa tidak kita bentuk saja pertahanan yang kuat dalam tubuh anak? Ini jauh lebih penting, dan lebih mudah dilakukan.

Caranya? Apalagi kalau bukan menjalankan pola hidup sehat (lihat boks: Bangun Benteng Pertahanan Tubuh). Meningkatkan daya tahan tubuh balita artinya mendorong agar sistem pertahanan tubuhnya bekerja optimal. Sebab, kalau fungsi alami tubuh bekerja dengan baik, ia pun akan tanggap dalam menghalau kuman penyakit yang masuk dalam tubuh. Sebaliknya, bila fungsi alami tubuh tidak bekerja sempurna atau lemah, maka kuman pun merajalela.

Bantu dengan imunomodulator. Membentuk sistem imun dalam tubuh anak juga bisa dibantu dengan imunomodulator. Apa itu? Imunomodulator adalah zat yang dapat membantu mengatur sistem pertahanan tubuh, termasuk menguatkannya.

Ternyata, zat yang bersifat pendongkrak sistem pertahanan tubuh ini, banyak ditemukan dalam tanaman-tanaman di Indonesia. Mengingat Indonesia memang amat kaya akan tanaman berkhasiat obat, tak heran jika kini dikembangkan produk imunomodulator yang berasal dari tanaman-tanaman tertentu, yang sudah terbukti mempunyai efek meningkatkan pertahanan tubuh. Dalam dunia kesehatan, produk ini disebut fitofarmaka, yaitu obat yang berasal dari bahan alam, terutama ekstrak tumbuhan, yang sudah dibuktikan khasiat dan keamanannya, serta sudah dibakukan atau standardisasi terhadap bahan yang digunakan.

Salah satu contohnya adalah ekstrak tanaman Phyllanthus niruri L (meniran) yang terbukti berkhasiat menjaga dan menguatkan sistem imun anak sehingga sistem kekebalan tubuhnya dapat bekerja optimal. Selain membuat tubuh balital tidak mudah sakit, meniran juga membantu mempercepat masa penyembuhan.

Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, apalagi yang kebetulan tubuhnya tidak memiliki sistem pertahanan yang prima, atau sedang dalam masa penyembuhan dan harus mengkonsumsi antibiotika, bisa menggunakan bantuan imunomodulator semacam ini. Dengan demikian, proses tumbuh kembang balita pun akan berjalan lancar.

Saat ini produk imunomodulator sudah dibuat dalam bentuk siap minum. Karena berasal dari bahan alami, selain harganya relatif murah, penggunaannya pun hampir tidak ada efek samping. Tentu saja tetap harus diingat, takaran atau dosis sesuai anjuran dan bukan untuk konsumsi dalam jangka panjang. Sebaiknya konsultasikan penggunaannya kepada dokter sebelum mengonsumsi.

sumber : ayahbunda.co.id

Sunday, April 15, 2012

5 Cara Mengatasi Anak yang Terlanjur Manja


5 Cara Mengatasi Anak yang Terlanjur Manja

Saat mulai memandirikan anak, hindari marah bila anak “lama” melakukan sesuatu. Ingat, segala sesuatu butuh proses.

Pola asuh orangtua di rumah menentukan kemandirian anak. Anak usia 2-3 tahun sebenarnya sudah bisa dilatih mandiri. Namun tak sedikit balita yang terbiasa melakukan sesuatu dengan bantuan atau “intervensi” pengasuh dan orangtua. Anak selalu dilayani kebutuhannya. Kalau sudah begini, jangan heran jika anak sulit mandiri karena terlanjur serba dilayani.

Tapi tenang saja, Anda masih bisa mengubah pola yang sudah terbentuk itu. Berikut cara mengubahnya, seperti disarankan oleh Alzena Masykouri, MPsi, dari KANCIL, Jakarta.

1 Kompak

Ajak bicara anak dan orang-orang di lingkungan sekitar, yaitu kakek, nenek, dan pengasuhnya. Tujuannya agar terjadi persamaan perlakuan terhadap anak sehingga apa yang menjadi target tercapai.

Semua harus di bawah satu komando, yaitu orangtua, bagaimana metode yang akan ditempuh dalam memandirikan anak.

2 Bersabar

Selanjutnya, mulai terapkan program memandirikan anak. Hindari marah bila anak “lama” melakukan sesuatu. Ingat, segala sesuatu butuh proses.

3 Komunikasi

Sampaikan apa yang menjadi harapan orangtua. Katakan saja, misalnya “Kakak sudah besar. Jadi, mulai sekarang Kakak bisa mandi sendiri, ya.”

Berikan arahan dengan nada datar dan pendek, juga tidak cepat karena rentang perhatian anak yang masih singkat. Seperti, “Ya, sekarang buka sepatunya, lalu kaus kakinya, ya. Simpan di rak sepatu.” Bisa juga dengan kalimat, “Ayo siapa yang paling cepat memakai sepatu, Ayah atau Kakak?”

4 Konsisten

Bila anak bosan, merasa tidak mampu, merasa dipaksa, maka akan gagal program Anda untuk melatih anak mandiri. Katakan kepadanya, “Semua ini kebutuhan kamu. Kalau kamu tidak mau makan sendiri, nanti merasa lapar.” Jadi, tetap berikan dukungan, bukan bantuan.

5 Apresiasi

Ketika anak berhasil mencapai suatu target kemandirian, berikan reward yang membuat anak merasa bangga dengan dirinya. Anak akan merasa percaya diri dan meyakini bahwa ia mampu melakukan sendiri.

Penting diingat, meminta anak melakukan sesuatu bukan berarti Anda tak sayang atau tak mau memerhatikan anak. Orang lain mungkin saja menilai Anda sebagai “Ratu atau Raja Tega”, biarkan saja. Toh, Anda melakukannya tanpa kekerasan, ancaman, atau hukuman. Prinsipnya, Anda ingin mengubah paradigma selalu dibantu dan diladeni ini. Yang juga perlu diingat, persaingan di era masa depan sangat ketat. Kalau anak tak mandiri sejak dini, ia tak siap menghadapinya.

(Tabloid Nakita/Hilman Hilmansyah)

Sumber: KOMPAS.com

Wednesday, April 11, 2012

Anak Sakit, Jangan Panik (2)

Anak Sakit, Jangan Panik (2)

Foto: Getty Images

Pertolongan Pertama

Berikut beberapa obat P3K wajib dan cara pertolongan pertama yang bisa dilakukan orangtua di rumah.
1. Mengistirahatkan anak.
2. Memberi makanan yang berigizi.
3. Memberi cairan/minuman yang mencukupi terutama pada anak yang demam.
4. Untuk anak yang panas, Anda bisa memberikannya obat panas sesuai dosis. Misalnya parasetamol dan ibuprofen. Atau Anda bisa mengompresnya dengan air hangat.
5. Pada anak yang muntah, berikanlah mereka cairan/minuman (oralit) dengan porsi yang sedikit tapi sering, terlebih di satu jam pertama. Setelah itu, tingkatkan dosis minumannya perlahan-lahan.

Perhatikan Logo Obat
Simbol bulatan berwarna dalam setiap obat memiliki arti tertentu agar konsumen tidak sembarangan atau berhati-hati saat mengonsumsi obat.

Hijau

Bulat, berwarna hijau, dengan lingkaran hitam di luarnya adalah logo untuk obat bebas. Artinya, obat dapat dibeli tanpa resep dokter.

Biru

Bulat dan berwarna biru dengan lingkaran hitam di luarnya berarti obat bebas terbatas. Obat bebas masuk dalam bagian obat keras dimana setiap takaran yang digunakan diberi batas.

Merah

Bulat, berwarna merah dengan lingkaran hitam di luarnya, dan huruf K di dalamnya merupakan logo untuk obat keras. Obat keras hanya boleh dikonsumsi menurut anjuran dan sesuai dengan resep dokter. Selain obat, simbol ini juga terdapat pada kemasan suntikan yang terbungkus dan digunakan secara parenteral. Jadi, jika Anda ingin mengonsumsinya tanpa resep dokter, lebih baik pikirkan kembali.

Nah, sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975, semua obat harus mencantumkan tanda peringatan (logo) ini, serta etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kedaluwarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan serta kontraindikasi. Jadi, jika Anda menemukan obat tanpa disertai logo di atas, sebaiknya Anda jangan meminumnya.

Anak Sakit, Jangan Panik (1)

Anak Sakit, Jangan Panik (1)

Foto: Getty Images

Saat buah hati sakit, orangtua sebenarnya masih bisa memberikan pertolongan pertama sebelum membawanya ke dokter.

Tak sedikit orangtua yang kebingungan mengatasi anak yang sakit. Bisa saja orangtua tidak begitu memahami penanganannya atau faktor lain seperti kemacetan lalu lintas yang menghambat perjalanan menuju ke dokter atau bisa saja pada waktu tersebut anak belum bisa dibawa ke dokter. Di tengah kepanikan, orangtua akhirnya terpaksa memberikan obat yang dibeli di warung atau mencari tahumetode pengobatan lewat internet. Padahal, diagnosis ahli kesehatan sangat diperlukan untuk menentukan obat yang pas.

Nah, agar kejadian di atas tidak sampai terjadi pada Anda, dr. Prisca Tallulembang, SpA., dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk menjelaskan 8 jenis penyakit yang sering dialami anak-anak beserta penyebab dan cara mengatasinya.

Faringitis

Umumnya radang tenggorokan atau faringitis disebabkan oleh virus. Di samping itu, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh bakteri, mikoplasma, dan klamida. Pada buku “123 Penyakit dan Gangguan pada Anak”, gejala radang tenggorokan biasanya ditandai nyeri di tenggorokan, demam, sakit kepala, pembesaran kelenjar di leher, pilek, dan bersin-bersin. Kalau kondisinya memang sudah begini, baiknya orangtua segera memeriksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dikarenakan bakteri atau virus.

Jika penyebabnya bakteri, dokter hanya akan memberikannya antibiotik yang sesuai dengan bakterinya. Atau jika dikarenakan virus, diperlukan obat analgesik (penahan rasa sakit). Biasanya, anak diharuskan beristirahat dengan cukup, banyak minum air putih, dan vitamin.

Tonsilitis

Tonsilitis atau amandel (radang tonsil) merupakan bagian dari sistem kelenjar getah bening. Pembengkakan pada tonsil ini disebabkan oleh virus dan bakteri. Gejalanya, anak merasa nyeri saat menelan sehingga ia menolak makan dan minum. Akibatnya, badannya lemas, suara serak, susah tidur, serta ada pembesaran kelenjar di leher dan dagunya.

Untuk mengatasinya, pertama-tama, berikanlah anak sirup parasetamol untuk menurunkan demamnya. Usahakan anak sering minum dan banyak istirahat. Jika sakit ini tidak berkurang setelah tiga hari dan demamnya malah semakin tinggi, segera periksakan anak ke dokter.

Rhinitis

Nama lainnya adalah common cold dan selesma. Penyakit yang juga mengganggu saluran pernapasan ini, umumnya disebabkan oleh virus. Faktor pemicunya biasanya kontak dengan alergen, seperti debu, tungau debu rumah, serbuk sari bunga, dan bulu binatang. Makanan seperti kacang, seafood , susu sapi, telur, dan ikan juga bisa menyebabkan selesma.

Anak-anak yang terkena rhinitis akan merasakan gatal, bengkak, dan berair pada mata dan hidungnya. Tenggorokan dan telinganya juga terasa nyeri, sulit menelan, serak, dan batuknya hilang timbul. Ada baiknya Anda rutin menjaga lingkungan rumah, khususnya tempat-tempat yang biasa didatangi anak agar bebas debu dan kotoran. Jangan lupa bawa anak ke dokter untuk perawatan yang lebih lanjut.

Vomitus

Vomitus atau yang sering disebut muntah pada anak biasanya disebabkan karena gangguan pada usus dan lambung yang dikarenakan infeksi, iritasi makanan, dan trauma, gangguan saraf pusat (otak) yang disebabkan trauma dan infeksi, atau makan makanan secara berlebihan.

Ketika anak muntah, jangan berikan mereka minuman kaleng, jus buah yang terlalu manis, dan makanan yang mengandung lemak. Untuk menghentikan muntahnya, berikan antibiotik yang bisa dibeli di apotek. Namun jika muntahannya sudah tidak wajar (cirinya berwarna kehijauan) dan disertai demam tinggi, sebaiknya langsung dibawa ke rumah sakit.

Diare

Diare merupakan penyakit paling umum pada balita. Penyebab penyakit ini ada beberapa hal yaitu virus, bakteri, dan parasit. Namun penyakit ini juga bisa juga disebabkan gangguan absorbsi (penyerapan).

Diare bisa sangat berbahaya jika anak mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) dan gangguan keseimbangan elektrolit. Sebagai pertolongan pertama, selama diare berikan cairan yang lebih banyak, makan yang teratur, dan istrirahat yang cukup. Anda boleh memberikannya obat antidiare (oralit, misalnya), tapi jangan antibiotik karena itu hanya akan memperparah diarenya.

Meteorismus

Dikenal dengan nama perut kembung dan disebabkan bakteri yang tumbuh lampau, intoleransi laktosa, dan gangguan fungsi saluran cerna (mag). Cara mengatasi kembung di rumah adalah dengan memosisikan anak setengah duduk dan menepuk ringan punggungnya agar ia mudah bersendawa. Lalu berikan anak minyak telon atau minyak kayu putih di bagian perut sambil dipijat lembut. Jika kembungnya sampai membuat sesak, muntah, atau BAB, segera bawa anak ke dokter.

Ruam

Ruam pada kulit biasanya muncul karena disebabkan oleh virus, seperti virus campak, campak Jerman (rubella ), roseola infantum , cacar air (varicella ), dan penyakit kaki tangan dan mulut (HMFD). Akan tetapi jika ruam muncul pada pipi (dermatitis atopik) lebih sering berhubungan dengan alergi makanan atau susu sapi. Selain makanan, faktor pemicu dermatitis atopik biasanya dikarenakan alergi pada sabun, bahan wol, detergen, perubahan iklim yang ekstrim, debu dan kutu, serta bulu binatang.

Tandanya kulit anak berubah menjadi kering, gatal, dan kemerahan terutama di daerah wajah, lengan atau badan. Usahakan jangan sampai anak menggaruk ruam ini, karena akan membuat kulit meradang dan luka.

Cara mengatasinya adalah sering meng­ganti seprai tempat tidur anak, cuci mainan anak sesering mung­kin, dan menjauhkan anak dari binatang peliharaan. Selain itu, berikan lotion pelembap kulit khusus bayi, mengompres dan memandikan anak dengan air hangat untuk mengurangi rasa gatalnya, dan memberikan krim hidrokortison 1% yang bisa dibeli di apotek (sebaiknya dikonsultasikan ke dokter).

Kolik Infantile

Penyebab penyakit ini belum diketahui. Ada dugaan, berhubungan dengan gangguan motilitas pencernaan atau gangguan interaksi antara ibu dan bayi sehingga mengganggu kenyamanan bayi.

Dilansir dari situs RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, kolik biasanya ditandai dengan bayi berusia kurang dari 4 bulan yang menangis terus-menerus tiada henti (biasanya 3 jam) tanpa sebab medis. Dalam seminggu kolik bisa berlangsung 3 hari dalam seminggu dan “serangan” itu seringkali datang di sore atau malam hari. Biasanya ini dikaitkan dengan faktor emosional ibu (pemarah, emosi, tak sabar, pemalas, dan tidak keibuan) yang kemudian memengaruhi psikologis bayinya.

Saran bagi para ibu yang anaknya mengalami kolik infantile , sebaiknya sesegera mungkin mengkonsultasikan masalah ini ke dokter anak agar dokter dapat mengevalusi secara klinis masalah emosional ibu dan anaknya.

Ester Sondang / bersambung

sumber: Buku "123 Penyakit dan Gangguan pada Anak"; Dr dr Hanifah Oswari, Sp.A(K) dan dr Rudianto Sofwan; BIP Kelompok Gramedia; 2009.

Tuesday, April 10, 2012

5 Langkah Mengatasi Anak Pemalu


KOMPAS.com — Orangtua kerap merasa kebingungan untuk mengatasi anak mereka yang punya sifat pemalu. Jika selalu membantu sang anak untuk mengatasi rasa takut dan malu saat bertemu orang baru, Anda pasti khawatir akan perkembangan kehidupan sosialnya di masa depan. Selain itu, anak-anak juga akan selalu tergantung pada orangtuanya. Anak-anak pemalu cenderung membatasi pengalaman mereka, tidak mengambil risiko sosial yang diperlukan, dan hasilnya mereka tidak akan memperoleh kepercayaan diri dalam berbagai situasi sosial.

Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua agar anak-anak merasa lebih nyaman dalam kelompok, yakni mempraktikkan keterampilan kompetensi sosial dan membuatnya tak menjadi anak pemalu.

1. Gunakan kontak mata. Saat bicara dengan anak, biasakan untuk selalu menggunakan kontak mata langsung. Secara tak sadar, hal ini akan memperkuat rasa percaya diri anak. Adanya kontak mata saat menghadapi lawan bicara akan menimbulkan kepercayaan diri bagi seseorang. Namun, jika anak tak nyaman saat melakukan kontak mata, ajarkan dia untuk bicara sambil menatap hidung lawan bicaranya. Dengan beberapa kali latihan seperti ini, lama-kelamaan rasa percaya dirinya akan meningkat dan teknik ini tak lagi dibutuhkan.

2. Ajarkan percakapan pembuka dan penutup.
Buatlah sebuah daftar kalimat untuk membuka dan menutup percakapan untuk berbagai kelompok seperti, orang yang belum pernah ditemui, orang yang sudah dikenal, seorang teman baru, dan lainnya. Kemudian latihlah mereka untuk berbicara saling berhadapan dengan berbagai tipe lawan bicara yang mungkin ditemuinya. Melatih kemampuan dan keberanian secara langsung dengan lawan bicara akan jauh lebih berhasil untuk mengurangi rasa malu anak dibandingkan dengan pembicaraan di telepon.

3. Melatih dalam berbagai situasi sosial.
Jika kebetulan Anda menghadiri acara yang tidak terlalu formal dan diperbolehkan membawa anak, ajaklah dia dalam acara tersebut sekaligus melatihnya untuk menghilangkan rasa canggung dan malu. Siapkan anak untuk menghadapi acara tersebut dengan menjelaskan situasi yang kemungkinan akan terjadi, begitu juga mengenai orang yang akan mereka temui, sampai apa yang Anda harapkan dari si kecil. Hal ini bertujuan untuk membuatnya nyaman dan lebih mengenal situasi acara karena anak-anak akan lebih nyaman dan lebih berani ketika mereka sudah mengenal sebuah tempat dan acaranya terlebih dahulu. Kemudian bantu ia untuk berlatih saat bertemu orang baru, mengenal table manner, keterampilan percakapan, sampai mengucapkan selamat tinggal.

4. Berlatih dengan anak yang lebih muda. Philip Zimbardo, psikolog yang kerap menangani masalah menghadapi rasa malu, merekomendasikan sebuah cara untuk mengatasi rasa malu pada anak-anak. Caranya dengan mengelompokkan anak pemalu dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Secara tidak langsung mereka akan memulai percakapan dan secara naluri akan membuat mereka lebih percaya diri karena dia merasa lebih dewasa dan bisa melindungi adik-adiknya.

5. Gunakan metode "one on one". Dr Fred Frankel, psikolog dari UCLA Social Skills Training Program, menyarankan, untuk mengatasi rasa malu pada anak, gunakan metode one on one sebagai cara untuk membangun kepercayaan sosial. Ini adalah suatu metode Anda mengundang seorang anak lain untuk bermain bersama anak Anda selama beberapa jam. Hal tersebut bertujuan agar mereka mengenal satu sama lain, dan melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan berteman.

Monday, April 9, 2012

Mengatasi Anak Susah Makan


Tips : Mengatasi Anak Susah Makan

Berkaca dari pengalaman pribadi ketika anak saya susah makan di waktu umurnya 1th. Berbagai referensi buku dibaca, tanya dokter, orang tua, tetangga , teman-teman, browsing di internet cari tips praktis mengatasi anak susah makan. Akhirnya juga resepnya kita yang ramu sendiri sesuai kebutuhan anak.

  1. VARIATIF

Kebetulan waktu anak saya sama sekali gak mau makan nasi, sukanya mie goreng. Maka untuk menjaga keseimbangan asupan gizinya, saya siasati dengan memvariasikan jenis karbohidrat (nasi, gandum, mie, pasta, havermut, kentang, ubi, dll) tanpa mengabaikan makanan kesukaan anak. Boleh makan mie goreng tapi tidak setiap saat, kalo toh mie goreng itu juga bukan instant dan ditambah sawi, kol, wortel, buncis, ayam suwir, baso, sosis, daun bawang, tomat. Pokoknya komplit karbohidrat, protein dan vitamin.

  1. DO NOT FORCE

Selain itu juga yang perlu diingat adalah ketika anak tidak mau makan, jangan dipaksa. JANGAN PERNAH DIPAKSA!! Bukankah kita ingin menciptakan suasana makan itu menyenangkan agar anak berselera makan, jangan sampai ketika tiba waktu makan anak malah horror alias takut makan yang bisa terbawa sampai dia besar nanti.

  1. NICE SERVING

Ada juga yang menyarankan untuk membuat penyajian makanan secara menarik, baik dari tempatnya juga makanan itu sendiri, Dibentuk senyum, gambar hewan kesukaan, gelas dan pring/mangkoknya ceria dan berwarna.

  1. MAKE IT FUN

Ciptakan suasana makan yang nyaman, asyik, dan berselera. Minimal dengan cara makan bersama keluarga. Sehingga anak dapat melihat secara langsung bagaimana anggota keluarga lain lahap makan. Ketika anak belum mau makan, berikan alternative makanan/camilan yang lain.

Berikut resep makanan kesukaan anak saya ketika berumur 1 th :

  1. Kentang rebus siram opor ayam

Kentang dikupas, cuci, kemudan dikukus. Hancurkan kentang di mangkok sampai lembut, siram dengan kuah opor ayam yang daging ayamnya telah disuwir-suwir dan telah ditambahkan sayur buncis dan wortel.

  1. Orak arik telur, kentang & wortel

Potong kentang dan wortel bentuk dadu. Kukus sampai empuk. Sementara itu tumis bawang putih cincang dg mentega, tambahkan daun bawang masukkan telur diorak arik. Terakhir masukkan kentang&wortel yang telah dikukus. Tambahkan gula dan garam.

  1. Omelet nasi dan sayuran

Kocok telur ayam, masukkan nasi dan sayuran yang telah dipotong kecil-kecil (wortel, daun bawang, brokoli, buncis) tambahkan daging cincang. Goreng kecil-kecil.

  1. Nasi goreng tahu telor

Tumis bawang putih cincang, masukkan daun bawang iris kecil, tahu bejek, wortel potong kecil, masukkan telur yg telah dikocok. Aduk sampai ngaguruntul tambahkan nasi. Aduk sambil di tambah garam dan kecap.